TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
NAMA : KHORIFIA ANGGRAINA
NPM : 15214882
KELAS : 1EA30
Kata Pengantar
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
dapat menyelesaikan makalah ini. Tanpa pertolongan-Nya mungkin penyusun tidak
akan sanggup menyelesaikannya dengan baik.saya ucapkan terima kasih kepada
dosen yang telah memberikan kesempatan untuk membuat makalah ini.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat
memperluas ilmu tentang "MANUSIA DAN KEGELISAHAN" Makalah ini di
susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki
kelebihan dan kekurangan. Penyusun membutuhkan kritik dan saran dari pembaca
yang membangun. Terima kasih.
BAB 1
PENDAHULUAN
Semua
manusia mempunyai kegelisahan . pada prinsipnya, manusia merupakan makhluk yang
di arahkan oleh motivasi dan cita-citanya. Hamper semua tingkah laku manusia
dapat dipandang sebagai usaha untuk memuaskan hasrat biologis mereka. Tetapi
tujuan itu sering sulit atau bahkan kemungkinan kecil untnk dicapai.
Pada
hakekatnya, kegelisahan menunjukkan pada motivasi yang terhalang dan dalam
kedaan tak terpuaskan.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Hal ini mungkin akibat
kebutuhan hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan
dalam hidup, dan sebagainya. Dan tidak jarang akibat kegelisahan
seseorang,sekaligus membuat oran lain menjadi korban.
Suasana
yang tidak pasti ( kegelisahan ) dalam kasus di ats dapat terlihat pada
pertanyaan, “ apa benar Bapak itu menyeleweng? “. Orang bertanya
demikian karena memperhatikan sikap, tingkah laku dan perbuatan Bapak itu
sehari-hari sebagai orang baik-baik, suka menolong, hidup sedrhana, dan tidak berlebih-lebihan.
Disamping
itu didalam al-Qur’an terdapat banyak ayat yang dapat membantu menumbuhkan
sakinah dalam jiwa, menghilangkan keresahan hati, menghilangkan kenangan pahit
dan sekaligus menghimbau untuk menggapai segala problema kehidupan masa depan
dengan jiwa yang tenang dan mantap.
BAB II
MANUSIA DAN KEGELISAHAN
A. KEGELISAHAN
1.Pengertian Kegelisahan
Kegelisahan berasal dari kata gelisah.
Dalam kamus umum bahasa Indonesia, WJS Poerwadarminto, gelisah artinya
tidak tentram hatinya,selalu merasa khawatir; tidak dapat tenang dalam
hidupnya; cemas. Jadi, kegelisahan adalah gejala universal, ada pada
manusia dimana saja.
Kegelisahan
timbul karena perbuatan manusia sendiri atau karena keadaan dari luar
lingkungan manusia sendiri, yang memberi pengaruh psikologis, yang dapat
merugikan dirinya maupun orang lain.
Manusia
suatu saat dalam hidupnya akan mengalami kegelisahan. Tragedy dunia modern
tidak sedikit dapat menyebabkan kegelisahan. Hal ini mungkin akibat kebutuhan
hidup yang meningkat, rasa individualistis dan egoisme, persaingan dalam hidup,
keadaan yang tidak stabil dan seterusnya kegelisahan dalam konteks budaya
dapatkah dikatakan sebagai akibat adanya instik manusia untuk berbudaya, yaitu
sebagai upaya mencari kesempurnaan.
Alasan
mendasar mengapa manusia gelisah ialah karena manusia memiliki hati dan
perasaan. Bentuk kegelisahannya berupa:
a. Keterasingan
b. Kesepian, dan
c. Ketidakpastian
Perasaan
seseorang yang sedang gelisah ialah hatinyatidak tentram, merasa
khawatir,cemas, takut, dsb..
Untuk
mengatasi kegeisahan ini, manusia diperintahkan untuk meningkatkan iman, taqwa
dan amal shaleh. Seperti Firman Allah SWT :
“Sesungguhnya manusia diciptakan bersifat keluh kesah, lagi
kikir; apabila ia ditimpa kesusahan ia berkeluh kesah, tetapi bila mendapat
kebaikan ia amat kikir, kecuali orang-orang yang mengerjakan salat, yang mereka
itu tetap mengerjakan shalatnya dan orang-oran yang dalamhartanya tersedia
bagian tertentu, bagi orang (miskin) yang meminta dan orang (miskin) yang tidak
bisa meminta, ......... (QS. Al-Ma’arij, 70: 18-27).
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud ada tiga macam, yaitu:
1.
Kecemasan kenyataan (obyektif)
Contohnya:
Anaknya yang belum pulang, orang tua yang sedang sakit, dsb.
2.
Kecemasan neurotic (saraf)
Kecemasan
ini timbul karena pengamtan tentang bahaya dari naluriah. Menurut S. Freud
kecemasan ini dibagi dalam tiga macam, yaitu:
a. Kecemsan yang timbul karena
penyesuaian diri dengan lingkungan. Kecemasan timbul karena orang itu takut
akan bayangannya sendiri sehingga menekan dan menguasai ego.
b. Rasa takut irrasional atau phobia.
Rasa takut ini sudah menular, sehingga kadang-kadang tanpa alas an dan hanya
karena pandangan saja. Yang kemudian dilanjutkan dengan khayalan yang kuat
dapat menimbulkan rasa takut.
Contoh :
Orang takut ular, takut binatang
berbulu, dsb.
c. Rasa takut lain ialah rasa gugup,
gagap dan sebagainya.
Contoh :
- Seorang yang tak bisa bernyanyi atau
bicara didepan umum, maka ia gelisah dan hilang keseimbangan.
- Penyesuaian diri dengan lingkungan
3. Kecemasan moral
Hal
ini muncul dari emosi diri sendiri seperti perasaan iri dan sebagainya.
Contoh :
Datuk meringgi iri melihat kemajuan usaha bagindo sulaiman.
Hatinya selalu gelisah, takut usahanya akan mati, kalah bersaing. Karena itu ia
selalu menyuruh orang agar membakar took Bagindo sulaiman.
1.
Sebab-sebab Orang Gelisah
Sebab-sebab
orang gelisah adalah karena pada hakikatnya orang takut akan kehilangan
hak-haknya.
Kata ishak, “Hak
artinya perintah atau segala ajaran yang dibawa oleh Nabi dan Al-Qur’an”.
Kalau
hak bersifat abstrak, maka hak dalam Al-Qur’an diberi bobot khusus, karena
salah satu nama Allah SWT adalah Al-Haq.
Seperti dalamAl-Qur’an :
“Kemudian
mereka dikembalikan kepada Allah. Tuhan penguasa yang Haq (QS.Al-Ana’am : 62).
Dan Firman-Nya:
“Sekiranya
al-Haq mengikuti hawa nafsu mereka niscaya langit dan bumi jadi rusak”
Banyak orang berfikir bahwa
kegelisahaan, merupakan keadaaan yang tidak “diinginkan”. Tetapi para ahli jiwa
berfikir bahwa kegelisahan merupakan kondisi hidup manusia, atau sebagai “kawan
akrab” yang memberi stimulus kepada tingkah laku manusia. Kegelisahan yang
terhindarkan disebabkan oleh kompleksitas manusia, lingkungan dimana ia
tinggal, dan keterbatasan fisik dan jiwanya.
Kegelisahan dan kompleksitas manusia
Motif-motif
perbuatan yang mendorong dan mengarahkan tingkah laku tidak timbul dan dapat
mencapai pemuasan dengan cara yang sederhana. Sebaliknya motif-motif itu
terjadi dalam keadaan ruwet, bahkan kadang-kadang penuh kekacauan. Motif yang
berbeda-beda bersaing satu sama lain, dan pemuasan terhadap motif pertama akan
disusul dengan datangnya motif yang lain. Bertumpuknya pola-pola motif
kehidupan manusia mengajarkan kepada manusia bahwa tidak semua motif dapat
dipuaskan, tetapi ada juga yang memerlukan kesabaran untuk menundanya, dan
bahkan bila perlu motif itu ditinggalkan. Bila tidak akan menghasilkan
kegelisahan.
Kegelisahan dan Kondisi Lingkungan
Pemuasan
yang menyeluruh pada saat motif juga hamper tidak mungkin sebab tujuan motif
itu hanya biasa di capai menyeluruh jika sesuai dengan apa yang tersedia
dilingkungan kita. Pada lingkungan tertentu makanan mungkin tak tersedia untuk
memuaskan rasa lapar, karena orang itu tidak mampu membelinya, atau kawan-kawan
orang itu tidak memperhatikannya atau mengaguminya yang dapat digunakan untuk
memuaskan keinginan akan status, keakraban, cinta dan sebagainya.
Hal
di atas itu mengajarkan kepada kita bahwa beberapa motif lebih penting dari
lainnya karena cukup sulit untuk dicapai atau motif itu berlangsung dalam waktu
yang cukup lama. Dalam kehidupan kita perkara makan dan minum bukanlah perkara
yang sulit, karena makanan dan minuman cukup tersedia pada kita walau ala
kadarnya.
2.
Usaha-usaha Mengatasi Kegelisahan
Usaha-usaha
mengatasi kegelisahan pertama-tama harus mulai dari diri sendiri, yaitu harus
bersifat tenang, sabar dan iman kepada Allah.
Firman Allah :
“Dan sesungguhnya akan kami berikan
cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa
dan buah-buahan. Dan berikan berita gembira kepada orang-orang yang sabar.(QS. Al-Baqarah.
2:155)”.
Didalam Al-Qur’an Alah SWT memberi
petunjuk-petunjuk do’a yang baik untuk dibaca guna memohonkesabaran. Do’a
memohon kesabaran hati serta keteguhan pendirian dan pertolongan Allah SWT
dalam menghadapi cobaan dan orang kafir.
Firman Allah SWT:
“Ya Tuhan kami, tuangkanlah
kesabaran atas diri kami dan kokohkanlah pendirian kami,dan tolonglah kami dari
orang-orang kafir” (QS. Al-Baqarah, 2:250).
“Ya Tuhan kami, limpahkanlah
kesabaran kepada kami dan wafatkanlah kami dalam keadaan berserah diri
kepada-Mu”. (QS. Al-A’raf, 7:126)
B. KETERASINGAN
1. Pengertian Keterasingan
Keterangan
berasal dari kata “terasing” dan kata itu dari kata dasar “asing” berarti
“sendirian, tidak dikenal orang”. Terasing berarti “disisishkan dari
pergaulan”.
Jadi, keterasingan berate hal-hal yang berkenaan dengan
tersisihkannya seseorang dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari orang
lain.
Terasing atau keterasingan adalah
merupakan bagian hidup manusia terhadap kaum mukmin yang sedang berada ditemat
pengasingan, jauh dari tanah airnya, yang belum pernah ia lihat sebelumnya,
Allah SWT memberikan kesejukan hatinya dengan menunjukkan kiblat shalatnya.
Seperti Firman-Nya:
“Dan kepunyaan Allah-Lah timur dan
barat maka kemanapun kamu menghadap disitulah wajah Allah (kekuasaan Allah
meliputi seluruh alam). Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha
Mengetahui (QS. Al-Baqarah, 2:115)
Hamparan bumi yang luas adalah
tempat bagi orang-orang mukmin untuk menyembah kepada Allah SWT. Karena dialah
zat yang berhak disembah disetiap tempat berbagai penjuru dunia.
2.
Sebab-sebab Keterasingan
Orang hidup dalam keterasingan,
pertama sifat-sifat atau sikap yang tidak dapat diterima dan kedua karena
perbuatannya. Jadi keduanya juga karena perbuatan hanya berbeda sifatnya.
Bila kita simpulkan, kedua sebab hidup keterasingan itu
bersumber pada:
1. Perbuatan yang tidak dapat diterima
oleh masyarakat. Perbuatan itu antara lain: mencuri, bersikap angkuh, sombong
atau kaku.
2.
Sikap rendah diri
Sikap yang sejenis dengan angkuh
atau sombong ialah sikap kaku, pemarah dan suka berkelahi. Sikap seperti ini,
sebab takut terjadi konflik batin ataupun konflik fisik karena hal merupakan
perbuatan anak kecil.
Sikap ini juga disebut sikap minder.
Bukan orang lain yang memandang dirinya rendah, tetapi justru dirinya sendiri.
Sikap rendah diri itu ada sebab-sebabnya, mungkin cacat fisik, karena sosial
ekonominya, rendah pendidikannya dank arena perbuatannya.
a.
Keterasingan karena cacat fisik
Cacat fisik
itu tidak perlu membuat hidup terasing karena cacat fisik itu kehendak Tuhan.
Namun manusia, lain jalan pikirannya, merasa malu anaknya atau cucunya yang
cacat fisik, maka disingkirkan anak tersebut dari pergaulan ramai, hidup dalam
keterasingan.
Seperti
halnya dalam film “Detik-detik menyentuh kasih” seorang kakek malu melihat
cucunya lahir dalam keadaan cacat kakinya, ia berusaha membunuh bayi itu dengan
cara perlahan-lahan. Tetapi ibunya yang mengandung 9 bulan dengan penuh kasih
saying, dengan diam-diam membawa lari anaknya ke sebuah desa jauh dari jauh
dari pergaulan ramai.
Anaknya di
didik diajar membaca, menulis, berhitung dan ternyata anak tersebut mempunyai
daya tangkap yang luar biasa. Dengan kaki buatan, ia dapat bersekolah, bahkan
sampai ke perguruan tinggi, dan akhirnya anak yang telah dewasa itu berhasil
menjadi penulis yang baik.
b. Keterasingan karena social ekonomi
Ekonomi kuat atau lemah adalah
anugrahtuhan. Orang tidak boleh membanggakan kekayaan, tetapi orang tidak boleh
merasa rendah diri karena keadaan ekonomi yang sangat rendah. Namun didalam
kenyataan lain keadaanya. Orang-orang yang lemah ekonominya sering kali merasa
rendah diri, akibat orang-orang yang kaya sering membanggakan kekayaanya,
meskipun tidak disengaja.
Seperti
halnya dalam roman “Dian yang tidak kunjun padam karya st.Alisyahbana”, setelah
cintanya kepada Molek ditolak oleh orang tua Molek R. Mahmud dan Cik Siti:
Yasin mengasingkan diri dari pergaulan. R. Mahmud beranggapan bahwa selain
rendah martabatnya juga miskin. Oleh karena merasa diri hanya sebagi penjual
nanas, Yasin kecewa, ddan menyembunyikan diri sebagai pertapa. Ia muncul pada
waktu Molek meninggal dunia. Yasin bekerja dengan giat, mengangkut air, dan
menyediakan barang yang diperlukan untuk pemakaman Molek. Molek meninggal
akibat putus asa, kecewa atas perbuatan suaminya, Sayid Mustafa keturunan Arab
pilihan orang tuanya,
c.
Keterasingan karena rendah
pendidikan
Dalam pergaulan orang-orang yang
berpendidikan rendah dan kurang pengalaman biasanya menyendiri, mengasingkan
diri karena serba sulit menempatkan diri.
d. keterasingan karena perbuatannya
Orang terpaksa hidup dalam
keterasingan karena merasa malu, dunia rasanya sempit, bila nampak orang ingin
mukanya ditutupi. Itu semua adalah akibat dari perbuaannya yang tidak bias
diterima oleh masyarakat lingkungannya.
3.
Usaha-Usaha untuk Mengatasi Keterasingan
Keterasingan biasanya terjadi karena
sikap sombong, angkuh, pemarah, kaku, tetapi juga karena rendah diri, perbuatan
yang melanggar norma hukum. Pada hakikatnya sikap sombong, angkuh, kaku, rasa
rendah diri orang takut kehilangan hsknya. Untuk mengatasi keterasingan ini
perlu kesadaran yang tinggi’ Orang yang bersikap disadarkan, karerna apa yang
mereka lakukan dianggapnya sudah benar semua.
C. KESEPIAN
1. Pengertian
Kesepian
Kesepian berasal dari kata sepi,
artinya sunyilengang, tidak ramai, tidak ada orang atau kenderaan, dan
sebagainya. Kesepian adalah keadaan sepi atau hal sepi.
Misalnya:
Setelah
tembakan gencar itu berhenti, tampak Jalanan sepi. Orang takut keluar, bahkan
suara deru mobil pun tak kedengaran.
Setiap
orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian merupakan bagian hidup
manusia. Lama atau sebentar, perasaan kesepian ini bergantung kepada mental
orang dan kasus penyebabnya.
2. Sebab-sebab Terjadinya Kesepian
Bermacam-macam
penyewbab terjadinya kesepian, frustasi pun dapat mengakibatkan kesepian yang
bersangkutan tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidaksuka
bergaul,ia kebih senang hidup sendiri.
Kesepian
itu akibat keterasingan dan keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, keras
kepala, sehingga dijauhi kawan-kawan sepergaulan.
Kesepian
juga disebabkan karena takut kehilangan hak nama baik. Nama baik merupakan
harapan setiap orang. Bahkan orang takut matidemi menjaga nama baik. Meskipun
sudah berhati-hati menjaganya mungkin juga oranng masih berbuat salah, sehingga
cemar nama baiknya. Untuk ini, sering kali yang bersangkutan terpaksa hidup
mengasingkan diri, akibatnya kesepian.
D.. KETIDAKPASTIAN
1.Pengertian Ketidakpastian
Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti
artinya tidak menentu (pikirannya), apa yang dipikirkannya tidak searah.
Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi.
Ketidakpastian
adalah bagian dari hidup manusia. Ketidakpastian atau ketidaktentuan adalah
bagian hidup. Setiap orang pernah mengalaminya, Bahkan anak kecilpun pernah
mengalaminya.
Misalnya:
Ketika
anak kecil ditinggalkan ibunya,ia menangis kebingungan.K ebingungan itu
menunjukkan adanya ketidakpastian, seperti anak ayam yang kehilangan induknya.
· Sebab-sebab Terjadinya
Ketidakpastian
Orang
yang pikirannya terganggu tidak dapat berpikir secara teratur, logis ataupun
mengambil kesimpulan. Dalam berpikir ia selalu menerima rangsangan (stimu.lus)
dari luar, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau. Kalaupun ia dapat berpiki
baik, akan memakan waktu yang cukup lama dan sukar. Mereka menampakkan
tanda-tanda obsesi, fobia/phobia, delusi, gerakan-gerakan gemetar
(buyuten),kehilangan pengertian (aparia), kehilangan kemampuan untuk menangkap
sesuatu (agnesia).
Menurut Siti Meichati
dalam bukunya kesehatan mental adda beberapa sebab orang tidak dapat
berpikir dengan pasti.
Sebab-sebab itu ialah sebagai berikut:
1.Obsesi
Obsesi
adalah gejala neurose jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu
yang terus-menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab
yang tak diketahui oleh penderita. Misalnya, selalu berpikir ada orang yang
ingin menjatuhkan kita’
Contoh:
a. Seorang kepala bagian suatu instansi
karena kurang mampu bekerja selalu mempunyai ingatan pihak yang ingin
menjatuhkannya.
b. Seorang pedagang yang maju pesat,
pada suatu saat berpikir olehnya ada kawannya yang bingin menjatuhkannya.
Pikirannya itu tidak hilang, tetapi justru menjadi-jadi. Apalagi setelah ia
merugi.
2. Phobia
Phobia
adalah rasa ketakutan yang tak terkendalikan, tidak normal, kepada suatu hal
atau kejadian, tanpa diketahii sebab-sebabnya.
Contoh:
a. Orang yang takut kepada tempat yang
tinggi. Secara tidak disengaja, jalan naik tak terasa, sampai atas, ia takut
luar biasa (Acrophobia)
b. Ada pula orang yang takut kepada
orang banyak yang sedang berkumpul. Pada suatu hari dirumahnya ada pencuri,
iaberteriak sehingga tetangga disekitarnya berlari datang ke rumahnya. Dalam
sekejap telah berkumpul puluhan orang.
Herannya justru gemetaran, pucat, ketakutan luar biasa (Ochlophobia)
Orang yang dilanda ketakutan itu
tidak dapat berfikir, pikirannya tidak pasti tidak menentu.
3. Delusi
Menunjukkan
pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyainan palsu. Tidak dapat
memakai akal sehat. Tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan
pengalaman.
Delusi iniada tiga macam, yakni:
a. Delusi persekusi
Menganggap
adanya keadaan yang jelek disekitarnya.
b. Delusi keagungan
Menganggap dirinya orang penting dan besar. Orang seperti
itu biasanya gila hormat. Menganggap orang di sekitarnya sebagai orang-orang
yang tidak penting. Akhirnya semua orang menjauhi juga. Jadi, hampir sama
dengan delusi persekusi. Yang jelas akibatnya sama, ialah dijauhi semua orang.
c. Delusi melancholis
Merasa dirinya bersalah, hina dan berdosa. Hal ini dapat mengakibatkan
buyuten atau dikenal dengan nama delirium tremens, hilangnya kesadaran dan
menyebabkan otot-otot tak berkuasa lagi. Ia kehilangan ingatannya sama sekali.
Ia kehilangan ingatannya sama sekali, mengalami tensi tinggi dan mengingat
sesuatu yang belum pernah dialami.
Contoh:
Mang
cecep orang kampong pada suatu hari dipanggil ke pengadilan untuk diminta
kesaksiannya. Tetapi karena takutnya, keringat dingin mengucur, ditanya ini itu
tak dapat dijawab, mulutnya gementar. Akhirnya jaksa tak memperoleh kesaksian
apa-apa darinya. Untung saja ia tak jaut pingsan.
4. Histeria
Ialah
neurose jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit
yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, atau sugesti dari
sikap orang lain.
Contoh:
a. Neneng seorang gadis yang cukup
manis. Pada suatu hari ia melihat pacarnya berjalan-jalan dengan seorang gadis
yang belum pernah dikenalnya. Rasa cemburu berkecamuk dihatinya, dan setibanya
di rumah dia berteriak histeris.
b. Ketika ibu Bakri sedang melayani
anaknya makan, datang orang-orang mengeuk pintu, mengucap salam. Dijawabnya dan
keluarlah ia. Di luar, kagetlah ia melihat orang banyak mengusung jenazah yang
ditutupi kain. Ibu itu langsung bertanya siapa itu ?” Itu, bukan kang Bakri !
Semua yang ditanya diam. Akhirnya dia berteriak histeris lalu pingsan. (Film
rang-orang laut).
5. Halusianasi
Khayalan
yang terjadi tanpa rangsangan panca indra. Seperti para prewangan (medium)
dapat digolongkan pada pengalaman halusinasi. Dengan Sugesti diri orang dapat
juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk
atau pemakaian obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang-orang merasa
mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan itu menemukan sasarannya.
Ini nampak dalam perbuatan-perbuatan penderita (penderita itu dapat menyadari
perbuatannya itu, tetapi tidak dapat menahan rangsang khayalan sendiri).
Contoh:
a. Pada suatu hari saya diajak teman
saya yang bernama Nuradi pergi ke rumah orang yang dapat menyebutkan siapa yang
mencuri TV nya. Prewangan itu namanya Mbah Umi. Setelah Mbah Umi makan bunga
mawar, kemudian berbicara dengan suara yang agak berbeda, entah suara itu
dibuat-buat atau benar-benar suara yang timbul sebelumnya.
b. Atang memang seorang peminum. Bila
sedang marah makin hebat minumnya. Setelah ia mabuk biasanya ia mengoceh
(berbicara tidak menentu).
6.
Kompulasi
Kompulasi
ialah keragu-ragu yang sangat mengenai apa yang telah dikerjakan, sehingga ada
dorongan yang tak disadari untuk selalu melakukan perbuatan-perbuatan yang
serupa berulang kali (Neurose).
Contoh:
a. Keinginan untuk mengambil barang
orang (mencuri), padahal barang itu tak bermanfaat baginya, dan andaikata ingin
membeli, mampu juga dia (Kleptomania)
b. Keinginan minum-minuman keras. Orang
itu bukan pmabuk, tetapi bila dilanda pikiran atau perasaan kecewa keinginan
minumnya tak dapat dibendungnya (dispemania).
7. Keadaan Emosi
Dalam
keadaan tertentu seseorang sangat terpengaruh oleh emosinya. Ia sampai pada
keseluruhan pribadinya : gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah,
nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah. Sikapnya dapat apatis atau
terlalu gembira dank arena itu dilepaskan di dalam gerakan-gerakan lari-larian,
nyanyian, ketawa atau berbicara. Sikap ini dapat pula berupa kesedihan menekan,
tidak bernafsu, tidak bersemangat, gelisah, dsb. Jelas kepada kita orang yang
demikian itu tidak mungkin dapat berfikir dengan tenang dan dengan baik.
Untuk
mengatasi atau untuk menghilangkan pikiran yang kacau itu perlu dicari
penyebabnya, andaikata telah diketahui penyebabnya tetap masih sakit, penderita
perlu diajak pergi atau pergi sendiri ke spikolog.
Untuk
menghadapi kegelisahan biasanya dengan menggunakan sikap positif yang bias
berlaku umum ini akan berwujud tindakan-tindakan yang sangat dianjurkan, yaitu
meliputi:
1.
Hadapi dan rencanakan segala
kemungkinan problema yang timbul dan sikap yang dibayangkan akan terjadi,
sampai pada yang sejelek mungkin.
2.
Susunlah persiapan cara-cara
menghadapinya beserta pemecahannya.
3.
Mendeteksi sebanyak mungkin tentang
hal-hal yang menyebabkan gelisah termasuk didalamnya; sebab-sebab dan
problemanya.
4.
Hadapilah dengan tabah kegelisahan
beserta sebab-sebab dan problemanya dan bersiap sedia.
5.
Jika mampu meskipun mungkin tidak
dapat secara spontan hilangkanlah sebab-sebab kegelisahan yang ada.
6.
Ajaklah orang lain bekerja sama
dalam mengatasi kegelisahan ini paling tidak untuk ikut memikirkan atau memberi
perhatian atau memahami keadaan sadar.
BAB III
KESIMPULAN
1.
Kegelisahan timbul karena perbuatan
manusia sendiri
2.
Bentuk-bentuk kegelisahan:
a.
Keterasingan
b. Kesepian
c.
Ketidakpastian
3.
Perasaan cemas menurut Sigmund Freud
ada 3, yaitu:
a.
Kecemasan kenyataan
b. Kecemasan neurotic (saraf)
c.
Kecemasan moral
4.
Sebab-sebab keterasingan bersumber
pada:
a.
Perbuatan yang tidak dapat diterima oleh
masyarakat
b. Sikap rendah diri
5.
Macam-macam keterasingan:
a.
Keterasingan karena cacat fisik
b. Keterasingan karena social
ekonomi
c.
Keterasingan karena rendah pendidikan
d.
Keterasingan karena perbuatannya
6.
Untuk mengatasi keterasingan kita
perlu kesadaran yang tinggi.
7.
Macam-macam kretidakpastian:
a. Obsesi
b. Phobia
c. Delusi
d. Hysteria
e. Halusinasi
f. Kompuisi
g. Keadaan emosi
DAFTAR PUSTAKA
Notowidagdo Rohiman H. 2002. Ilmu Budaya Dasar berdasarkan Al-Qur’an dan
Hadist. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Prasetya Tri Joko Drs, dkk (Anggota
IKAPI), 1998, Ilmu Budaya Dasar
(lengkap). Jakarta: PT Rineka Cipta.
Djoko Widagdo Drs, dkk, 1999. Ilmu Budaya Dasar. Jakarta: Bumi Aksara.