TUGAS ILMU BUDAYA DASAR
MANUSIA DAN PANDANGAN
HIDUP
NAMA : KHORIFIA ANGGRAINA
NPM : 15214882
KELAS : 1EA30
Manusia
Dan Pandangan Hidup
Kata pengantar
Assalamu’alaikum
wr.wb.
Segala
puji bagi allah swt. Yang telah member kita banyak nikmat dari mulai hal yang terkecil sampai yang terbesar, dan atas
ijin nya pula kami dapat memnyusun makalah ini. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada nabi Muhammad saw. Yang telah membawa agama islam, sehingga dengan
syari’at nya kita dapat beribadah pada allah. Kami
ucapkan banyak terima kasih pada bapak zulfi mubarok yang telah
memberikan tugas, sehingga sedikit kami paham mengenai hubungan manusia dan
pandangan hidup.
Akhirnya
kami ucapkan minta ma’af apabila terdapat kesalahan didalam makalah yang kami
susun ini, dan kami mohon kritik dan sarannya demi kesempurnaan penyusunan
makalah yang selan jutnya.
Wassalamu’alaikum
wr. Wb.
BAB I
PENDAHULUAN
a.
Latar Belakang
Segala puji hanya bagi
Allah SWT tuhan semesta alam. Dialah yang telah menurunkan air hujan dari
langit yang kemudian tumbuhlah berbagai macam tumbuh-tumbuhan tang dengannya
manusia bisa memanfaatkannya. Dia jugalah yang telah memberikan berbagai macam
nikmat yang sangat banyak sejak kita lahir hingga dewasa kini. Sholawat dan
salam semoga tetap telimpah kepada junjungan kita Nabi kita Nabi Muhammad yang
telah membawa ajaran islam yang pada akhirnya akn menyelamatkan kita dari
segala macam mara bahaya.
Dalam kesempatan kali ini
kami penulis mengangkat tema ” Manusia dan pandangan hidup ” yang mana tema ini
merupakan kelanjutan dari pembahasan-pembahasan sebelumnya dalam mahta kuliah
Ilmu Budaya Dasar. Makalah ini ditulis oleh saudara Ja’far Shiddiq dan Uhan
Noor Ayyubi yaitu Mahasiswa Pendidikan Agama Islam semester 2 untuk memenuhi
tugas pembuatan makalah padfa mata kuliah Ilmu Budaya Dasar.
Tema yang kami angkat kali
ini amatlah penting untuk di bahas lebih lanjut guna kelanjutan pemahaman kita
dalam Ilmu Budaya dasar ini. Yang mana Sebagai suatu didiplim ilmu yang
berhubungan langsung dengan individu-individu yang menjadi substansi utama
sebagai dasr pembentukan suatu budaya apakah Ilmu budaya dasr mampu untuk
membangun pandangan hidup seseorang ke arah yang lebih baik yakni dengan
hadirnya pandangan hidup yang jelas pada diri seseorang. Lalu apakah pandangan
hidup itu sendiri dapat mempengaruhi jalannya kehidupan seseorang? Dan
bagaimana seseorang yang hidup tanpa memiliki pandangan hidup?.
b.
Rumusan Masalah
a.
Apa yang dimaksud pandangan hidup itu?
b.
Bagaimana pandangan hidup itu dibentuk?
c.
Bagaimana hubungan antara manusia dan pandangan hidup?
c.
Tujuan Pembahasan
a.
Untuk memahami hubungan manusia dengan pandangan hidup.
b.
Untuk memberikan suatu persepsi akan pentingnya pandangan hidup.
c.
Untuk memberikan dorongan bagi mereka yang lemah akan pandangan hidupnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia dan
pandangan hidup
2.1. Pengertian Manusia Dan
Pandanagan Hidup
Menurut kamus bahasa
Indonesia bahwa “manusia” diartikan sebagai makhluk yang berakal budi atau
insan,[1][1] beda dengan hewan yang
tak mempunyai akal, jadi secara tidak langsung kita dituntut untuk berpikir,
Allah berfirman yang artinya : ” demikian lah allah menerangkan ayat-ayat nya
kepadamu supata kamu berfikir” (QS. Al-Baqarah:219). dan yang dimaksud pandangan hidup menurut Prof. Abdul Kadir
Mohammad, S.H. didalam bukunya yang berjudul Ilmu Sosial Budaya Dasar
adalah hasil pemikiran dan pengalaman
yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberikan manfaat, sehingga dijadikan
pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Pandangan hidup tidak
timbul dalam waktu singkat, tetapi melalui proses pengalaman yang terus menerus
dan lama, sehingga nilai-nilai kehidupan tersebut sudah teruji dalam
penerapannya. Hasil pengujian itu dapat diterima oleh akal dan diakui
kebenarannya. Atas dasar ini, anggota masyarakat menerima hasil pemikiran yang
berupa nilai-nilai kehidupan itu sebagai pegangan, pedoman, pengarahan, atau
petunjuk yang disebut pandangan hidup.[2][2]
Sedangkan menurut Drs.
Supartono W., M.M. didalam bukunya “ilmu budaya dasar” bahwa “pandangan
hidup” adalah bagimana manusia memandang atau bagaimana manusia memiliki
konsepsi tentang kehidupan. Akibat dari pandangan hidup yang tentu berbeda
beda, timbullah pandangan hidup yang secara umum yang dapat
dikelompok-kelompokan yang disebut aliran atau paham. Misalnya bahwa manusia
sebaiknya mengutamakan diri sendiri yang menimbulkan paham kapitalisme dan
manusia yang sebaiknya mengutamakan kepentingan umum atau masyarakat yang
menimbulkan paham sosialaisme.
Berdasarkan
nilai hidupnya Eduard Spranger membagi manusia atas enam tipe, yaitu
manusia ekonomi, politik, social, pengetahuan, seni dan agama. Dengan
klasifikasi tersebut yang dimaksud dengan manusia ekonomi adalah orang yang
suka bekerja, suka mengumpulkan harta, bersifat agak kikir, dan perhitungan.
Dari sifat-sifat akan lahir manusia yang disebut homoekonomikus, yang
mendasarkan kehidupannya terutama atas kepentingan ekonomi. Dalam abad XX, terdapat dua aliran besar dalam pemikiran atau pandangan
ekonomi, yaitu kapitalisme dan sosialisme. Paham kapitalisme banyak berkembang
di negara-negara barat, mereka berpandangan bahwa kapitalisme adalah seorang
individu yang berusaha untuk dirinya sendiri dengan modal yang dimiliki guna
mengembangkan dirinnya sendiri. Sedangkan paham sosialisme umumnya berkembang di negara-negara timur ,
paham ini bertolak belakang dengan paham kapiitalisme. Di dalam sosialisme
dinyatakan bahwa mengutamakan kepentingan umum lebih di prioritaskan daripada
mengutamakan kepentingan pribadi. Demikian contoh pandangan di tunjau dari segi
ekonomi, masih banyak pandangan kain selain ekonomi seperti,2
politik, sosial, pengetahuan, seni dan agama. Pandangan hidup juga tidak
terlepas dari masalah nilai dalam kehidupan manusia pada umumnya. Oleh karena
itu, pandangan hidup yang sempurna yang merupakan wujud pertama kebudayaan yang
tidak boleh dari terlepas dari nilai budaya. Dalam masalah manusia dan nilai
budaya.
Cluckhohn Dalam karyanya variations invalue orientation tahun 1961
mengemukakan tentang adanya lima masalah dasar manusia yaitu, manusia dan
hidup, manusia dan sesama manusia, manusia dan karya. Dan dari ketiga masalah
tersebut, juga dapat dikembangkan bagaimana manusia memandang kehidupan yang
lain berdasarkan nilai-nilai budaya yang dianggapnya paling baik. Oleh karena
itu dalam masalah dasar manusia dan waktu ada manusia yang mengutamakan waktu
yang lampau, waktu sekarang, dan waktu yang akan datang. Panfangan manusia yang
berkaitan dengan waktu. Wujudnya antara lain adalah cita-cita.[3][3]
2.2. Konsep Pandangan Hidup
Setiap masyarakat mempunyai arah dan pandangan hidup yang
menjadi arah dan penentu masa depan mereka. Dilihat dari segi pola kehidupan
masyarakat, pandangan hidup digolongkan menjadi dua (konsep), yaitu paandangan
hidup tradisional dan pandangan hidup modern.
A. Pandangan hidup tradisional
Pandangan hidup tidak akan
berfungsi secara wajar jika tidak digunakan dalam kehidupan bermasyarakat.
Apabila manusia itu hidup bermasyarakat maka akan terjadi suatu proses
interaksi yang teratur guna mewujudkan tradisi hidup bersama dan keteraturan
tersebut harus di patuhi oleh setiap anggota masyarakat karna dianggap baik,
benar, bermanfaat, dan menguntungkan semua pihak dalam mencapai tujuan hidup
bersama, hal tersebut terjadi secara terus-menerus sehingga menjadi kebiasaan
yang membudaya. Dalam pandangan Ilmu Sosial Budaya Dasar pandangan sosial ini
disebut sistem nilai budaya. Karena berkembang secara turun menurun sesuai
dengan tradisi masyarakat, maka sistem nilai budaya ini disebut juga pandangan
hidup tradisional.
Pandangan hidup
tradisional merupakan gambaran pola hidup berdasarkan berbagai macam norma
kehudupan tradisional, seperti:
1.
Norma kehidupan keagamaan disebut pandangan hidup tradisional.
2.
Norma kehidupan kekeluargaan disebut pandangan hidup tradisional
kekeluargaan.
3.
Norma kehidupan gotong royong disebut pandangan hidup tradisional gotong
royong, dll.
Jadi, pandangan hidup
tradisional disandarkan kepada nilai-nilai tradisi yang berkembng secara
turun-temuruna yang oleh masyarakat dianggap bermanfaat, sehingga dijadikan
pedoman bagi hidup mereka.
B. Pandangan hidup modern
Padangan hidup modern
selalu dikaitkan dengan kehidupan modern yang berbasisi organisasi atau parpol.
Apabila pandangan hidup itu diterima oleh sekelompok orang sebagai pendukung
suatu organisasi pandang hidup itu disebut ideologi.apabila organisasi itu
organisasi politik, pandangan hidupnya disebut ideologi politika. Apabila
organisasi itu adalah negara, pandangan hidupnya disebut ideologi negara.
Berbeda dengan pandangan hidup tradisional yang didasarkan atas keteraturan dan
kesadaran, maka pandangan modern didasarakan atas kekuasaan yang intinya
kekuatan dan paksaan (politic autority based on power and force).[4][4]
2.3. Unsur-unsur pandangan hidup
a. Cita-cita
menurut kamus umum bahasa
indonesia, yang disebut cita-cita adalah keinginan, harapan dan tujuan yang
selalu ada dalam pikiran. Keinginan, harapan maupun tujuan tersebut merupakan
orientasi yang ingin diperoleh seseorang pada masa mendatang.
Dengan demikian ,
cita-cita mempunyai pandangan masa depan dan merupakan pandangan hidup masa
datang. Cita-cita merupakan semacam garis linear yang makin lama makin tinggi,
dengan kata lain cita-cita mer upakan keinginan, harapan, dan tujuan hidup
manusia yang makin tinggi tingkatnya. Mereka yanga mengharapkan masa depan yang
lebih baik, pada umumnya adalah golongan muda yang pada masa sekarang belum
memiliki posisi yang baik, dan pada masa lampau tidak memiliki sama sekali.
Dapat atau tidaknya seseorang mencapai apa yang dicita citakannya tergantung
pada tiga faktor:
1.
Manusianya, yaitu yang memiliki cita-cita
Untuk mencapai cita-cita, faktor yang paling menentukan adalah manusiannya
itu sendiri, terutama kualitasnya, karena manusia tanpa dilengkapi kemampuan
tidak akan pernah dapat nebcapai cita-citanya, dengan kata lain, manusia
seperti ini hanya berkhayal saja.[5][5] Ada tiga kategori sifat
manusia berhubungan dengan cita-cita. Keras, lunak dan lemah. Orang yang keras
tidak akan berhenti melakukan sesuatu hal sampai cita-citanya itu terwujud.
Orang yang berhati keras biasanya akan memperoleh hasil dengan gemilang dan
sukses. Orang yang berhati lunak ia selalu menyesuaikan dengan situasi dan
kondisi dalam mencapai cita-citanya. Namun ia tetap berusaha untuk
mewujudkannya, karena itu biar pun lambat tetapiia akan berhasil juga dalam
mengejar cita-cita. Orang yang berhati lemah, mudah terpengaruh oleh situasi dan
kondisi. Bila menghadapi kesulitan ia cepat-cepat pindah haluan, berpendah
haluan.
2. Kondisi yang dihadapi selama
mencapai apa yang dicita-citakannya
Pada dasarnya, ada dua kondisi yang dapat mempengaruhitercapainya cita-cita, yaitu yang menguntungkan dan
dan yang menghambat. Faktor yang menguntungkan adalah faktor yang mamperlancar
tercapainya suatu cita-cita, sedang faktor yang menghambat adalah kondisi yang
merintangi tercapainya suatu cita-cita.
3. Seberapa tinggikah cita-cita
yang hendak dicapai.
Tingginya suatu
cita-cita merupakan suatu hal yang harus dipegangi oleh seorang manusiayang
ingin mencapai cita-citanya. Bung Karno pernah menganjurkan agar seseorang
menggantungkan cita-citanya setinggi bintang dilangit. Namun, seseorang tidak
menelan kata-kata itu begitu saja, banyak hal yang harus dipertanyakan sebelum
menentukan seberapa tinggi cita-cita yang ingin dicapai. Bagaimanakah faktor
manusianya? Mampukah yang bersangkutan
mencapainya? Bagaimanakah faktor
kondisinya, mungkinkah hal itu? Apakah
dapat merupakan pendorong ataukah penghalang?[6][6]
b. kebajikan
Kebajikan atau
kebaikan pada hakikatnya adalah
perbuatan moral, perbuatan yang sesuai dengan norma-norma agama atau
etika. Manusia berbuat baik, karena menurut kodratnya manusia itu baik dan
makhluk bermoral. Atas dorongan suara hatinya manusia cenderung berbuat baik.
Untuk melihat apa itu kebajikan, kita harus melihat dari tiga segi, yaitu :
- Manusia sebagai pribadi, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati. Suara hati itu semacam bisikan dalam hati untuk menimbang perbuatan baik atau tidak. Jadi suara hati itu merupakan hakim terhadap diri sendiri. Suara hati sebenarnya telah memilih yang baik, namun manusia seringkali tidak mau mendengarkan.
- Manusia sebagai anggota masyarakat, Yang menentukan baik-buruknya adalah suara hati masyarakat. Suara hati manusia adalah baik, tetapi belum tentu suara hati masyarakat menganggap baik. Sebagai anggota masyarakat, manusia tidak dapat membebaskan diri dari kemasyarakatan.
- Manusia sebagai makhluk tuhan, manusia pun harus mendengarkan suara hati Tuhan. Suara Tuhan selalu membisikkan agar manusia berbuat baik dan mengelakkan perbuatan yang tidak baik. Jadi, untuk mengukur perbuatan baik dan buruk, harus kita dengar pula suara Tuhan atau Kehendak Tuhan. Kehendak Tuhan berbentuk Hukum Tuhan atau Hukum agama.
Jadi, kebajikan itu adalah perbuatan yang
selaras dengan suara hati kita, suara hati masyarakat, dan Hukum Tuhan.
Kebajikan berarti berkata sopan, santun, berbahasa baik, bertingkah laku baik,
ramah-tamah terhadap siapapun, berpakaian sopan agar tidak merangsang bagi yang
melihatnya.[7][7]
Namun ada pula kebajikan semu, yaitu kejahatan
yang berselubung kebajikan. Kebajikan semu ini sangat berbahaya, karena pelakunya
orang-orang munafik yang bermaksud mencari keuntungan diri sendiri.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi tingkah laku seseorang terdiri dari tiga hal, yaitu pembawaan,
lingkungan dan pengalaman.
Pembawaan, Keturunan telah ditentukan pada waktu seseorang masih dalam kandungan,
karena pembawaan meru[akan hal yang diturunkanatau di pusakaidari orang tua.
Uniknya dalam saudara sekandung tidak ada yang memiliki pembawaan yang sama,
Hal itu dikarenakan sel-sel benih yang mengandung faktor-faktor
penentu(determinan) di dalam tubuh ibu dan ayah berjumlah sangat banyak, dan
pada saat konsepsi (percampuran sel-sel), benih itu saling berkombinasi dengan
cara yang bermacam-macam.
Lingkungan, Lingkungan (environment) merupakan alam kedua yang membentuk tingkah laku
seseorang (secondary nature) setelah seorang anak lahir. Lingkungan yang
membentuk jiwa seseorang terdiri dari lingkungan keluarga, sekolah dan
masyarakat.
Pengalaman, Pengalaman yang kha yang pernah diperoleh seseorang dapat menentukan
tingkah laku seseorang. Baik pengalaman pahit yang sifatnya negatif, maupun
pengalaman manis yang sifaynya positif dapat memberi manusia suatu bekal yang
selalu dipergunakan sebagai pertimbangan sebelum seseorang mengambil tindakan.
Dalam praktiknya, dari
ketiga faktor di atas timbul pertanyaan, manakah yang paling dominan untuk
mempengaruhi seseorang? Sulit diberikan jawaban karena ketiga-tiganya terjalin
sangat erat. Di samping itu, ketiga faktor tersebut mempunyai kekuatan yang berbeda dalam membentuk pribadi seseorang.
Diibaratkan, semua gelas di meja diisi minuman kopi, tetapi rasanya di antara
yang satu denganyang lain berbeda. Hal itu salah satunya disebabkan oleh
kualitas kopinya. Yang berbeda. Jelaslah kiranya, mengapa terjadi perbedaan
kepribadian seseorang dari yang lain. Salah satu sebab adalah karena
kualitasnya yang berbeda-beda. Tingkah laku itu sendiri sesungguhnya juga akan
memperlihatkan pandangan hidup seseorang yang memang berbeda satu dari yang
lain.[8][8]
c.
Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai
sikap apatis?
Sikap itu ada di hati kita
dan hanya kitalah yang tau. Orang lain hanya baru tahu setelah kita bertindak.
Sebagai contoh: si A datang ke si B. Amarah marah karena perlakuan Si B yang
tidak dapat diterima oleh si B. Sekarang bagaimana sikap si B ini?, apakah B
menghadapi A dengan sikap tak bersahabat? Ataukah sebaliknya, yaitu dengan
sikap yang ramah?, itu semua bergantung pada sikap si B.
Sikap itu penting, setiap
manusia mempunyai sikap-sikap dan sudah tentu setiap orang berbeda sikapnya.
Sikap dapat dibentuk sesuai dengan kemauan yang membentunya. Pembentukan sikap
ini terjadi melalui pendidikan. Seperti hal nya seorang militer yang bersikap
tegas, berdisiplin tinggi, sikap kesatria, karena dalam kemiliteran ia dididik
kearah sikap itu.
Sikap
juga dapat berubah karena situasi, kondisi, dan lingkungan seperti hal nya janda muda dan cantik, semula sikapnya ramah
terhadap siapapun, tetapi setelah ibu-ibu menaruh curiga dan memfonisnya
sebagai tukang menggoda suami orang, maka sikap nya menjadi pendiam dan apatis
terhadap ibu-ibu (kabut sutra ungu).
Dalam menghadapi
kehidupan, yang berarti manusia menghadapi manusia lain atau menghadapi
kelompok manusia, ada beberapa sikap etis dan sikap non etis. Sikap etis ini
disebut juga sikap positip, sedangkan sikap non etis disebut sikap negatif, ada
tujuh sikap etis yaitu: sikap lincah, sikap tenang, sikap halus, sikap berani,
sikap arif, rendah hati, dan sikap bangga. Adapun sikap non etis adalah sikap
kaku, sikap gugup, sikap kasar, sikap takut, sikap angkuh, dan sikap rendah
diri, sikap-sikap itu harus dijauhkan dari diri pribadi-pribadi, karena sangat
merugikan baik bagi pribadi masing-masing maupun bagi kemajuan bangsa. Selain
dari itu da sikap dalam menghadapi keluarga, saudar tua/muda.[9][9]
Sikap, disebut juga dengan
etika, ketika kita berbicara mengenai sikap hidup, maka secara otomatis kita
juga membicarakan etika hidup. Drs. Ach. Charis Zubair (1982:21) dalam bukunya
kuliah etika menyebutkan bahwa noma
yang berlaku umum ada tiga, yaitu sopan santun, hukum dan moral. Norma sopan
santun hanya berlaku berdasarkan suatu kebiasaan. Norma ini terbentuk menurut
pendapat kebanyakan orang, sehingga dapat diubah menurut kebutuhan.
Norma hukum dalam prakteknya dapat dikatakan sebagai hukum itu
sendiri, dan berlaku imasyarakat modern, antara lain hukum perdata dan pidana
yang masing-masing memiliki sangsi. Seseorang yang melakukan pelanggaran
terhadap hukum akan dikenakan sangsi.
Sedangkan yang disebut
norma moral adalah nilai nilai dalam masyarakat dalam hubungannya dengan moral
dan atau kesusilaan. Suatu hal yang paling peka dalam hubungannya dengan moral
adalah hubungan seksual. Dalam ikatan pernikahan hubungan seksual antara suami
dan istri itu sah adanya sehingga anak yang dihasilkan merupakan anak yang sah
semua itu telah diatur dalam hukum, bisa hukum civil, bisa juga hukum agama.
Tidak demikian deengan hubungan seksual diluar nikah. Dalam masyarakat
tradisional, hubungan ini sangat dilarang oleh agama, khususnya islam, hal ini
merupakan dosa besar sehingga pelakunya harus dijatuhi hukuman yang keras.
Mereka yang melakukan dapat dipaksa untuk melakukan perkawinan yang sah (kawin
hansip) atau rajam.[10][10]
Usaha atau perjuangan adalah kerja keras
untuk mewujudkan cita-cita. Setiap manusia yang ingin sejahtera dalam srtian
harus bekerja keras sebagaian besar waktu
hidup manusia digunakan usaha atau perjuangan atau bekerja. Tanpa usaha
atau oerjuangan hidup manusia tidak akan sempurna dalam arti yang manusiawi.
Apabila manusia bercita-cita menjadi kaya, dia harus bekerja keras. Apabila
manusia ingin menjadi ilmuwan, dia harus
sekolah dan belajar rajin atau tekun serta memenuhi seluruh persyaratab dan
ketentuan akademik.
Kerja keras dapat
dilakukan dengan otak atau ilmu maupun dengan tenaga atau jasmani. Para ilmuwan
lebih banyak bekerja keras dengan otak atau ilmunya daripada dengan jasmaninya,
sebaliknya para buruh, seperti petani lebih banyak menggunakan jasmani daripada
otaknya. Para tukang dan para ahli teknisi lebih banyak menggunakan ke dua-duanya
daripada salah satunya.Para politisi lebih banyak kerja otajk daripada jasmani.
Sebaliknya para prajurit lebih banyak kerja jasmani daripada kerja otak.[11][11]
Kerja keras pada dasarnya
menghargai dan meningkatkan harkat dan martabat manusia. Sebaliknya, pemalas
membuat manusia itu miskin serta melarat dan in i berarti menjatuhkan nama dan
martabat diri sendiri.
d. Keyakinan atau kepercayaan
Keyakinan atau kepercayaan yang menjadi dasar
pandangan hidup berasal dari akal atau kekuasaan tuhan. Untuk dapat mengetahui
hal ini dapat kita ikuti uraian Prof. Dr. Harun Nasution (1981) mengenai
aliran-aliran filsafat. Yaitu aliran naturalism, intelektualisme, dan aliran
gabungan.
1.
Aliran
naturalism
Hidup manusia itu dihubungkan dengan kekuatan
gaib yang merupakan kekuatan tertinggi. Kekuatan gaib itu dari natur dan natur
itu dari tuhan. Akan tetapi bagi yang tidak percaya pada tuhan, natur itulah
yang tertinggi. Tuhan menciptakan alam semesta lengkap dengan hokum-hukum nya.
Manusia hanyalah manusia yang lemah hanya mampu berusaha dan berencana, pada
akhirnya hanya tuhan lah yang menentukan.
Aliran naturalisme berintikan
spekulasi, mungkin tuhan itu ada atau
tidak ada , yang bisa dijadikan landasan adalah keyakinan. Manusia adalah
ciptaan tuhan, oleh karena itu manusia mengabdi kepada tuhan berdasarkan ajaran
tuhan, yaitu agama.
Ajaran agama ada dua
macam:
a.
Ajaran agama yang dogmatik, sjfat nya absolut, yang disampaikan oleh tuhan
melalui nabi. Dan terdapat dalam kitab
suci alqur’an.
b.
Ajaran agama dari para pemuka agama, yaitu sebagai hasil pemikiran manusia.
Sifatnya relatif.
Apabila aliran naturalisme ini dihubungkan dengan pandangan hidup,
keyakinan manusia itu bermula dari tuhan, dan mengakui bahwa kebajikan itu
datang nya dari tuhan yang maha Esa.
b.
Aliran intelektualisme
Dasar aliran ini adalah logika, manusia mengutamakan akal, dengan akal
manusia berfikir, mereka menyatakan bahwa kebajikan itu diputuskan melalui
akal, walaupun kadang berbenturan dengan hati nurani.
Akal berasal dari kata bahasa arab, yaitu kalbu yang berarti hati, sehingga
muncullah ungkapan “hati nurani”, yang artinya daya rasa. Di barat hati nurani
ini menipis, justru yang mereka kedepankan adalah akal/logika, berbeda dengan
orang timur menurut akal benar belum tentu menurut hati nurani benar.
Aliran ini apabila dihubungkan dengan pandangan hidup, keyakinan manusia
bermula dari akal, jadi pandangan hidup bermula dari keyakinan atau kebenaran
yang diterima oleh akal. Pandangan hidup inilah yang disebut dengan
“liberalisme” yaitu kebebasan akal, dimana kebebasan akal dapat menimbulkan
kebebasan bertingkah laku, walaupun bertentangan dengan hati nurani.
c.
Aliran gabungan
Aliran ini gabungan dari
dua aliran diatas, yaitu menggabungkan antara suara hati dan suara akal.
Jika hati nurani dinomor duakan maka, mereka tidak lagi
berfikir individu tetapi kolektif (yaitu dengan masyarakat), dan aliran ini
dinamakan aliran sosialisme.
Dan jika antara hati nurani dan akal itu berimbang, maka akan
diputuskan sesuatu yang benar menurut akal dan hati nurani, paham ini d
inamakan sosialisme religius.
BAB III PENUTUP
4.1. KESIMPULAN
Dari pembahasan di atas, dapat disimpulkan bahwa
Pandangan Hidup merupakan suatu
dasar atau landasan untuk membimbing kehidupan jasmani dan rohani. Pandangan
hidup ini sangat bermanfaat bagi kehidupan individu, masyarakat, atau negara.
Semua perbuatan, tingkah laku dan aturan serta undang-undang harus merupakan
pancaran dari pandangan hidup yang telah dirumuskan.
Setiap orang, baik dari tingkatan yang paling
rendah sampai dengan tingkatan yang paling tinggi, mempunyai cita-cita hidup.
Hanya kadar cita-citanya sajalah yang berbeda. Bagi orang yang kurang kuat
imannya ataupun kurang luas wawasannya, apabila gagal mencapai cita-cita,
tindakannya biasanya mengarah pada hal-hal yang bersifat negative.
Dalam pembagiannya
pandangan hidup dapat di bagi menjadi
Cita-cita
Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Hal yang berkaitan dengan tujuan hidup seseorang menyangkut masa depan. Di dalamnya tersimpan sejuta harapan dan perasaan yang menggebu-gebu untuk mewujudkannya menjadi hal yang mungkin bukan mustahil.
Kebajikan
Perbuatan dimana seseorang berbuat kebaikan kepada oranglain untuk membantunya tanpa mengharapkan pamrih.
Sikap hidup
Sikap hidup adalah keadaan hati dalam
menghadapi hidup ini. Apakah kita mempunyai sikap positif ataukah negative. Apakah kita mempunyai sikap optimis atau pesimis? Apakah kita mempunyai
sikap apatis?.
Yang pastinya manusia
sebagai makhluq yang di beri kelebihan akal oleh Allah haruslah menggunakan
akal itu dengan sebaik-baiknya. Termasuk untuk melihat masa depan dengan
menyusun pendangan hidupnya.
DAFTAR RUJUKAN
Prof. Abdul Kadir Mohammad, S.H., Ilmu sosial budaya dasar,
Bandung: PT. Citra aditya bakti,
2005.
Dr. Supartono W., M.M., Ilmu budaya dasar, Bogor: Ghalia indonesia,
2003.
Drs. Djokowidagedho, dkk., ilmu budaya dasar, jakarta:
PT. bumi aksara, 2001.
Tim penyusun
kamus bahasa Indonesia, kamus bahasa Indonesia, Jakarta: pusat
bahasa depdiknas, 2008.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar